Be an Excellent with Morality! :): November 2012

Social Icons

Bukan lautan hanya kolam susu

Kail dan jala cukup menghidupmu


Tiada badai tiada topan kau temui


Ikan dan udang menghampiri dirimu



Orang bilang tanah kita tanah surga


Tongkat kayu dan batu jadi tanaman


Orang bilang tanah kita tanah surga


Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Kalau sudah mendengar lagu yang dinyayikan oleh Koes Plus pastilah bayangan kita adalah Indonesia bak surga dunia yang di dalamnya terdapat berjuta-juta kenikmatan dunia. Dari lautnya yang luas, ribuan spesies ikan tak pernah habis, begitu juga dengan hewan-hewan air lainnya yang menghiasi biru samudra sampai ke penjuru pulau. Dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai ke pulau Rote terbentang kekayaan alam yang tiada tara, hanya bangsa Indonesia-lah yang patut berbangga akan hal itu.

Jika dipikir dengan otak yang masih segar, tentu kita mengetahui bahwa dibalik untaian zamrud khatulistiwa yang membentang nusantara terdapat potensi-potensi yang belum dikeruk oleh bangsa kita, bangsa Indonesia yang tercinta. Potensi itu diantaranya adalah pesona kekayaan alam yang hidup si bawah lautan yang luas, dengan jutaan organisme rupa-rupa warnanya melayang-layang terseret deburan ombak tenggelam bersama koral. Suatu kenyataan yang harus diterima oleh bangsa Indonesia bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia mencapai 95.181 km dengan luas wilayah laut 5,8 juta km2, mendominasi total luas territorial Indonesia sebesar 7,7 juta km2. Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar di dunia.

Sebagai bangsa yang cinta alam, marilah kita berupaya untuk melestarikan kenikmatan yang telah Tuhan berikan pada kita dengan tidak merusak apapun yang telah diciptakanNya begitu indah. Sebagai seorang perikanan tentu punya kewajiban yang benar-benar harus dilakukan demi memaslahatkan kelestarian lautan Indonesia dengan mengembangkan potensi-potensi yang terkandung di dalamnya. Namun pemanfaatan tersebut tentu saja tidak boleh luput dari keberingasan nafsu yang serta-merta ingin menguasai kekayaan laut yang berakibat eksploitasi berlebihan dengan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Seandainya ikan di laut bisa berkata, maka ia pasti sudah memberontak dan melakukan demo di depan DPR. Masya Allah..




Aku,
Terjatuh,
Tersungkur,
Terguling-guling di tanah, sampai ke dasar yang paling dalam..

Aku,
Begitu rapuh,
Begitu lemah, lelah dan tak berdaya,,

Aku,
Mencoba meraih seberkas bintang di langit,
Menggapai-gapai ke angkasa,
Berharap satu-persatu dapat kugenggam erat milikMu,

Aku,
Bahkan aku tak mampu menumpu tubuh ini,
Terpuruk akan dosa-dosa yang laknat,
Tersudut di kegelapan malam suram,
Meratap di pangkuan langit mendung..

Ohh semesta alam,
Sudilah engkau kiranya menjadi saksi kekalahanku,
Aku lelah, Aku gagal, dan aku mati tanpa kehadiranmu,
Aku sendiri terpojok di tengah rumitnya hidup ini,
Tak bisakah engkau tunjukkan segaris kilaumu yang membahana bumi pertiwi,
Sejenak tubuhku bergetar,
Awan hitam menatapku penuh tajam,
Hati kecilku bergejolak, berteriak
Aku belum menyerah!!!
Aku belum kalah!!!
Aku harus bisa!!!

Sampai mati jiwa ini kan membara,
Membakar setiap luka yang menyayat,
Melepas beban menggenggam angan,
Bersatu meraih kebanggaan.